BANDA ACEH – Dinas Kesehatan Aceh, pada hari Jumat (09/07/2021), menambah pasokan vaksin baru ke delapan daerah.Hal ini untuk memaksimalkan dan meningkatkan jumlah masyarakatnya yang divaksin secara massal, di daerah masing-masing.
“Adapun ke delapan daerah itu, adalah Aceh Tengah mendapat tambahan 7.000 dosis. Kemudian Bener Meriah, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa dan Aceh Tamiang masing-masing mendapat tambahan sebanyak 5.000 dosis,” kata Kadinkes Aceh, dr Hanif, Jumat (09/07/2021) di Banda Aceh.
Hanif mengatakan, tambahan vaksin baru untuk delapan daerah, pertama stok vaksinya sudah menipis, agar pelaksanaan gerakan vaksin massal di daerah itu tidak terhenti. Sehingga perlu menambah stok vaksin yang baru untuk bisa tahan satu minggu atau lebih.
Kedua, untuk memaksimalkan pelaksanaan vaksinasi di daerah tersebut, agar terus berjalan secara maksimal.
Misalnya Kota Langsa, ditambah 5.000 dosis vaksin baru, karena pertambahan persentase kegiatan pelaksanaan vaksinasi covid 19 nya, terus bertambah setiap hari.
Pada tanggal 7 Juli 2021, persenatse kegiatan vaksinasinya memang sudah tinggi mencapai sebesar 82,8 persen, pada tanggal 8 Juli 20221 naik sebesar 3,9 persen menjadi sebesar 86,7 persen. Kabupaten Bener Meriah, sebut Hanif, stok vaksin barunya ditambah sebanyak 5.000 dosis.
Karena kenaikan persentase pelaksanaan vaksinasi covid 19 di daerah dingin itu sebesar 3,3 persen. Pada tanggal 7 Juli 20221 lalu, persentase kegiatan pelaksanaan vaksinasi covid-19 baru sebesar 71,9 persen.
Kemudian pada tanggal 8 Juli 2021, persentasenya naik sebesar 3,3 persen menjadi 75,2 persen. Jadi, penambahan stok vaksin baru untuk daerah, kata Hanif, tujuannya agar stok vaksinnya tetap tersedia.
Sehingga kegiatan vaksinasi massal di daerah itu, bisa saja dilaksanakan, kapan waktu Pemkab dan Pemko bersama anggota forkopimda dan masyarakatnya, sepakat siap melaksanakan vaksinasi massal. Karena stok vaksinnya tersedia dalam jumlah yang cukup.
Pemerintah Aceh, terus akan memaksimalkan pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat yang rentan terserang virus corona dan masyarakat umum.
Kegiatan pelaksanaan vaksinasi covid 19 bagi kelompok masyarakat umum itu terus dimaksimalkan.
Karena persentase jumlah masyarakat umum di Aceh, yang baru divaksin covid-19 masih sangat rendah.
Jumlahnya baru sebesar 6,1 persen atau sebanyak 157.595 orang dari target yang akan divaksin sebanyak 2.577.792 orang.
Persentase yang masih sangat rendah itu, kata Hanif, membuat peta imunitas daerah Aceh dalam pencegahan penularan virus corona masih lemah.
Karena itu, jumlah masyarakat rentan dan umum yang perlu divaksinasi mulai bulan Juli, sampai akhir tahun 2021 nanti, perlu dimaksimalkan, agar persentasenya bisa mencapai antara 80 – 90 persen.
Kalau dilihat persenatse vaksinasi per daerah, kata Hanif, persentase antara daerah masih timpang.
Kendati jumlah daerah yang persentase vaksinasi berwarna hijaunya sudah bertambah dari 4 daerah. Yaitu Kota Banda Aceh, Lhokseumawe, Aceh Barat dan Langsa.
Untuk minggu ini sudah bertambah enam daerah. Hal ini setelah bertambah dua daerah lagi, yaitu Aceh Singkil dan Bener Meriah, yang persentase kegiatan vaksinya sudah berada di atas 75 persen.
Tapi menurut penilaian Tim Epidemologi, kata Hanif, kondisi itu belum begitu baik, bagi pencegahan penurunan kasus covid -19 di Aceh secara menyeluruh.
Contohnya Kota Banda Aceh, kegiatan vaksinasinya covidnya mencapai 149,3 persen, tertinggi dari 22 kabupaten/kota yang ada di Aceh.
Tapi kenapa Kota Banda Aceh masih berzona merah. Karena daerah itu sebagai ibukota provinsi, banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah dan luar Aceh seiap harinya. Sehingga angka resiko penularan kasus covidnya cukup tinggi.
Makanya Satgas Covid Pusat menilai Kota Banda Aceh, masih berzona merah dan dimasukkan dalam 43 Kota di Indonesia, yang wajib melaksanakan PPKM Mikro yang diperketat sampai 20 Juli 2021 mendatang.
Penularan resiko tinggi warga Kota Banda Aceh, bisa disebabkan dari masyarakat daerah atau lokal yang belum banyak divaksin. Atau orang Aceh yang datang dan pulang dari luar Kota Banda Aceh, baik melalui jalur udara maupun jalur darat, jelang lebaran. Tapi, bila Penduduk Aceh, nantinya sudah divaksin mencapai angka 2,5 – 3 juta orang lebih lebih.
Penularan virus coronanya menjadi lemah, karena tingkat imunitas atau kekebalan daerahnya sudah tinggi. Hal ini disebabkan jumlah penduduknya yang sudah divaksin mencapai di atas 80 persen.
Suatu daerah baru mendapat penilaian hijau kegiatan vaksinasinya, apabila pelaksanaan vaksinasi di daerah itu sudah mencapai di atas 75 persen.
Sementara di Aceh, baru 6 daerah yang nilai kegitan persentase vaksinasinya mencapai 75 persen. 9 daerah lagi berstatus kuning dan 8 daerah masih bertatus merah kegiatan pelaksanaan vaksinasinya.
“Kita harapkan, delapan daerah yang kegiatan pelaksanaan vaksinasinya masih rendah, atau berada pada persentase di bawah 50 persen, bisa ditingkatkan lagi,” ujarnya.
Aceh Besar, yang menjadi tetangga dekat Kota Banda Aceh, kegiatan pelaksanaan vaksinasinya terendah dari 23 daerah, yaitu baru sebesar 29,1 persen. Persentase kegiatan vaksinnya setiap hari, memang bertambah, tapi sangat rendah hanya sebesar 1,4 persen.
Begitu juga Pidie, terendah kedua, sebesar 37 persen. Kenaikan persentase kegiatan vaksinasinya memang ada, tapi rendah sekali hanya sebesar 1 persen.
“Kepada daerah-daerah yang kegiatan vaksinasi covid-19 massalnya masih rendah, kepada para Bupati/Wali Kota, bersama anggota forkopimda setempat dan masyarakatnya,” sebutnya
“Kita harapkan bisa meningkatkan lagi jumlah penduduk yang divaksin dengan cara meningkatkan sosialisasi dan edukasi manfaat dari vaksin bagi tubuh kepada masyarakatnya agar bersedia divaksin covid-19,” ujar Hanif. (Adv)
Discussion about this post