BandaAceh | Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) melakukan kajian rutinnya mengenai pendidikan terutama Pendidikan yang ada di Aceh.
Kali ini, BEM FKIP USK mengangkat tema “Pendidikan Dibawah Tekanan Elite Politik”, yang digelar pada Rabu 14 Juli 2021 kemarin, dengan mengundang narasumber perwakilan dari kalangan akademisi, dan tokoh wanita.
Wakil Ketua BEM FKIP USK Ziad Muhammad, dalam rilisnya kepada Wartawan BRATAINEWS.co Kamis 15 Juli 2021 menjelaskan, kajian itu dilakukan untuk menjawab permasalahan pendidikan yang ada di Aceh saat ini.
Dia menyebut pendidikan adalah lokomotif dari majunya suatu peradaban. “Oleh sebab itu pendidikan harus menjadi salah satu aspek utama yang harus diperhatikan oleh pemerintah saat ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan Kajian Strategis Pendidikan (KSP), Ziad Muhammad selaku ketua panitia juga mengaku sengaja memilih tema tersebut, karena kebijakan terhadap pendidikan sangat tergantung pada kebijakan politik yang ditentukan oleh Pemerintah.
“Jadi, untuk hal itu BEM FKIP mengundang perwakilan tokoh wanita, ada Ibunda Illiza Sa’aduddin Djamal yang membahas tentang perkembangan pengaruh politik terhadap pendidikan yang ada di Aceh,” ungkapnya.
Ziad menuturkan, menurut Illiza Sa’aduddin Djamal yang juga Anggota Komisi X DPR RI asal Aceh, penempatan orang yang tidak tepat dan kurangnya kesejahteraan dari tenaga pendidik menyebabkan pendidikan berjalan tidak lancar.
Sementara tokoh dari perwakilamn akademisi, BEM FKIP USK mengundang mantan Rektor UIN Ar-Raniry Prof Farid Wajdi Ibrahim yang membahas mengenai lemahnya pendidikan akibat elite politik.
Menurut Prof Farid Wajdi, beberapa permasalahan Pendidikan yang harus dipecahkan oleh para politikus di Aceh, salah satunya tentang kurikulum pendidikan. “Beliau menilai bahwa kurikulum harus dibenah, karena tidak sesuai dengan kebutuhan zaman,” tutur Ziad.
Turut hadir pada kesempatan itu alumni FKIP USK, Muammar MR. Menurut Ziad, Muammar MR juga merupakan salah satu tokoh muda alumni FKIP Universitas Syiah Kuala.
Menurut Muammar, Indonesia adalah negara berpendidikan, sehingga semua elemen baik masyarakat maupun pemerintah harus ikut andil dalam mengembangkan pendidikan khususnya di Aceh.
“Acara ini diharapkan mampu memberikan solusi untuk menjawab permasalahan pendidikan sekarang, baik untuk mahasiswa atau pun untuk Pemerintahan itu sendiri,” demikian harap Ziad Muhammad. (**)
Discussion about this post