BANDA ACEH – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Sulaiman menerima audiensi para pekerja PT Solusi Bangun Andalas (SBA) yang direkrut oleh PT Shandong Licun Power Plant Technologi (Lnet), Senin (11/10/2021).
Kedatangan para pekerja itu ingin mengadu nasib mereka yang telah diputuskan kontrak kerja sepihak oleh PT SBA, sehingga nasib sebanyak 52 orang tenaga kerja PT Lnet yang berkerja di PT Solusi Bangun Andalas (SBA), Lhoknga, Aceh Besar hingga kini belum jelas.
Hal itu terjadi lantaran masa kontrak PT Lnet dengan PT SBA akan berakhir pada 27 Oktober 2021 dan akan digantikan dengan PT Bukit Energi Servis Terpadu (PT Best) selaku pemenang tender pengadaan tenaga kerja untuk PT SBA.
“Kami sejak 30 September 2021 sudah tidak bisa bekerja lagi lantaran ID Card kami sudah diblokir akses untuk masuk, padahal PT Lnet akan berakhir masa kontrak pada 27 Oktober 2021,”ujar Dwi selaku juru bicara para tenaga kerja di Lnet.
Menurut pengakuan Dwi, sebanyak 52 tenaga kerja PT Lnet dengan status Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) tidak menerima surat apapun dari PT SBA terkait pemutusan masa kerja mereka alias pemecatan sepihak.
“PT Best pernah menyurati kami untuk mengirim lamaran kerja ke mereka pada periode Agustus kemarin, namun tidak satu pun dari kami yang mengirim lamaran. Bagaimana kami lamar kerja di tempat lain, sementara kami masih terikat kerja dengan PT Lnet, otomatis kalau kami lamar ke PT Best, kami akan dipecat oleh PT Lnet dan tidak mendapat pesangon,” ungkap Dwi.
Menanggapi hal tersebut, Sulaiman yang merupakan Anggota DPR Aceh Daerah Pemilihan (Dapil) I yang meliputi Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang ini meminta kepada manajemen PT SBA untuk segera menyelesaikan masalah tenaga kerja tersebut.
“PT SBA jangan saban tahun menciptakan masalah dengan alasan yang cukup klasik. Padahal apa salahnya SBA menyurati PT Best dengan tegas untuk memperkerjakan tenaga kerja yang sudah ada selama ini. Para pekerja yang saat ini direkrut oleh PT Lnet sudah memiliki pengalaman ditempat kerja yang sama, kemudian direkrut kembali oleh PT Best, sehingga tidak terganggu produksi semen yang berdampak kepada masyarakat luas,” ungkap Sulaiman.
Oleh sebab itu, terkait persoalan tenaga kerja ini, menurut Sulaiman, tokoh kuncinya adalah manajemen PT SBA, merekalah yang bisa menyelesaikan persoalan ini, karena PT SBA punya otoritas tinggi.
“PT SBA jangan membelakangi kearifan lokal terkait perekrutan tenaga kerja, kemudian PT SBA bersama PT Best harap menghormati surat rekomendasi dari DPR Aceh dan Pemerintah Aceh, yang merekomendasikan mempekerjakan kembali sebanyak 52 tenaga kerja saat ini yang sudah diputuskan kontrak secara sepihak tanpa alasan apapun,” sambung Politisi Partai Aceh ini.
Kemudian, Ketua Badan Kehormatan DPR Aceh ini meminta PT SBA duduk bersama manajemen PT Best untuk membicarakan perekrutan sebanyak 52 tenaga kerja saat ini telah diputuskan kontrak oleh SBA.
“PT SBA telah memunculkan banyak masalah, pertama, memecat tenaga kerja secara sepihak, kemudian saat ini Semen sudah mulai langka, kemudian lagi, akibat semen langka, berpengaruh kepada harga semen yang semakin meningkat dan akan membunuh sendi ekonomi masyarakat ditengah pandemi ini,” katanya.
(Parlementaria)
Discussion about this post