Banda Aceh – Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera – I (BWS) Heru Setiawan Dan juga Anggota Komisi V DPR RI, H. Irmawan, Sos.MM bersama didampingi Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq meninjau lokasi Bendungan Karet di kawasan Krueng Aceh Tepatnya di gampong juroeng peujera di kawasan Lambaro, Ingin Jaya, Aceh Besar pada Senin (9/1/2023).
“Turut hadir Juga Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jalaluddin, Kepala Bappeda Heri, Kadis PUPR Kota M Yasir, Dirtek Perumdam Tirta Daroy Irwandi, Dirkeu Perumdam Tirta Daroy Samirul, beserta masing-masing jajarannya.
Di lokasi itu, politisi PKB Aceh bersama Kepala Balai Heru dan Bakri Siddiq mengecek Automatic Water Level Record (sensor ultrasonik) yang biasa digunakan sebagai alat mengukur tinggi permukaan air.
Irmawan juga menyampaikan, selaku anggota DPR RI Dapil I Aceh saat ini dirinya telah menampung aspirasi masyarakat kedua daerah ini terhadap kebutuhan air bersih.
Irmawan juga sempat berdiskusi terkait kendala yang selama ini dialami warga kota terkait air bersih, terlebih pada musim kemarau.
“Secara politis kita selalu memperjuangkan agar kegiatan ini terlaksana sehingga kekurangan terkait air bersih itu bisa terpenuhi,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala BWS Sumatera I Heru Setiawan mengatakan, terkait rehabilitasi bendungan karet untuk kebutuhan air di Banda Aceh memang harus ditingkatkan dan juga di perjuangkan.
“Kami berharap tahun ini pengerjaan bisa dilaksanakan, saat ini proses sedang di pembina kami di pusat. Kami berharap juga nanti ada dukungan dari bapak wali kota dan komisi V untuk bisa dilaksanakan di tahun ini, harapan kami sesegera mungkin,” tuturnya heri.
Pj Wali Kota Bakri Siddiq mengatakan, kunjungan anggota DPR RI Komisi V H. Irmawan dan Kepala BWS itu hasil tindak lanjut dari usulan Pemko Banda Aceh beberapa waktu lalu kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
“Pada berbagai kesempatan saya sampaikan, kebutuhan air bersih di Banda Aceh cukup tinggi, Bahkan kita tak sanggup mendengar keluhan masyarakat tentang air bersih.
Kita membutuhkan 600 liter per detik, sementara selama ini memang 650 liter per detik produksi air Bersih Tetapi dalam perjalanan kita bocor sampai 30 persen, berarti yang sampai ke masyarakat cuma 500 liter atau 550 Liter,” ungkapnya.
Dari persoalan tersebut, Bakri melanjutkan, Pemko mengajukan rehabilitasi serta penambahan debit untuk penampung air dalam bendungan yang selama ini sering terkendala akibat bocor.
“tadi saya dengar dari kepala balai dalam waktu yang tidak terlalu lama, mungkin dalam tahun ini akan segera dilelang dan harapannya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Banda Aceh dan sekitarnya,” katanya.
Bakri berharap, dengan ada bendungan baru nantinya tidak ada lagi pada musim tertentu saja air ada, artinya pada musim hujan baru terlayani sedangkan kemarau debitnya Air berkurang.
“Dengan adanya ini (rehabilitasi bendungan karet) semoga akan terpenuhi kebutuhan air bagi masyarakat yaitu 650 sampai 700 liter, bahkan bisa lebih, harapnya. (R)
Discussion about this post