Aceh Timur – Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) XVII di Kabupaten Aceh Timur tahun ini menghadapi sorotan tajam terkait masalah krisis air bersih yang melanda sejumlah kontingen.
Permasalahan ini mengungkap ketidakberesan dalam penyelenggaraan acara dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi para atlet yang berkompetisi.
Pada hari Minggu, 7 Juli 2024, Media Bratainews.com melaporkan situasi di beberapa penginapan atlet. Banyak atlet mengeluhkan kurangnya air bersih yang sangat diperlukan untuk mandi dan kebutuhan dasar lainnya. Salah satu atlet mengungkapkan, “Air sering kosong, banyak atlet harus mandi di masjid atau warung terdekat.” Kondisi ini sangat tidak ideal, terutama mengingat pentingnya kebersihan dan kenyamanan bagi para atlet yang tengah bertanding.
Beberapa kontingen, seperti dari Aceh Tenggara, Pidi Jaya, dan Aceh Utara, mengalami kekosongan air bersih sejak pagi hari. Kondisi ini semakin parah pada sore hari, ketika kebutuhan air mencapai puncaknya. Krisis ini menunjukkan kurangnya persiapan dan manajemen dari panitia penyelenggara POPDA XVII. Hingga berita ini ditulis, belum ada tindakan nyata atau respons dari pihak panitia untuk mengatasi masalah ini.
Salah satu keluhan utama adalah kurangnya pengawasan dan tindakan dari panitia penyelenggara. Tidak ada panitia yang langsung mengecek dan menindaklanjuti keluhan para kontingen di penginapan.
Ketidak pedulian ini menambah beban para atlet dan oficial yang harus mencari solusi sendiri untuk mendapatkan air bersih. Kondisi ini sangat disayangkan, mengingat peran penting panitia dalam memastikan kelancaran dan kenyamanan acara.
Dengan krisis air bersih yang semakin parah, ada kebutuhan mendesak bagi panitia penyelenggara untuk mengambil tindakan cepat. Beberapa solusi yang bisa dilakukan antara lain:
Distribusi Air Bersih: Mengirim truk tangki air bersih ke penginapan-penginapan yang mengalami kekurangan air. Hal ini bisa menjadi solusi jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan mendesak para atlet.
Perbaikan Fasilitas: Memperbaiki dan memastikan ketersediaan air di semua fasilitas penginapan. Ini termasuk mengecek sistem pipa dan penampungan air untuk menghindari kekosongan.
Pengawasan Rutin: Membentuk tim khusus untuk mengawasi dan menanggapi keluhan para atlet terkait fasilitas penginapan, terutama masalah air bersih.
Komunikasi Efektif: Meningkatkan komunikasi antara panitia dan kontingen agar setiap masalah dapat segera diketahui dan ditangani dengan cepat.
Krisis air bersih ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan bagi para atlet, tetapi juga berpotensi mempengaruhi performa mereka dalam kompetisi. Ketiadaan air untuk mandi dan kebersihan dasar dapat menyebabkan masalah kesehatan dan penurunan kebugaran. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan tujuan dari acara olahraga yang seharusnya mendukung kesehatan dan prestasi atlet.
Para kontingen menuntut panitia untuk segera menyelesaikan masalah ini. Mereka berharap panitia tidak menutup mata dan segera mengambil tindakan nyata.
“Harapan kita kepada panitia penyelenggaraan POPDA XVII di Aceh Timur, terutama pada waktu sore, agar masalah air bersih segera di tangani,” ujar salah satu perwakilan kontingen.
(DN)
Discussion about this post