Aceh, — Di tengah dinamika pasca-Pilkada Aceh yang memanas, Sekretaris Jenderal Laskar Panglima Nanggroe, Umar Hakim Ilhami, mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk tetap mengawal suara kemenangan pasangan Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fad). Kamis (28/11/2024).
Pernyataan ini disampaikan menyusul saling klaim kemenangan yang mencuat di antara kubu kontestan, khususnya dari pihak Bustami-Fadhil.
Umar menegaskan bahwa Laskar Panglima Nanggroe memandang adanya indikasi manipulasi dan propaganda yang sistematis di balik klaim kemenangan Bustami-Fadhil.
Ia menduga terdapat skenario yang dirancang untuk menyudutkan pasangan Mualem-Dek Fad, termasuk laporan darurat keamanan Pilkada, dugaan intimidasi, dan upaya sabotase yang rapi serta terstruktur.
“Kami melihat ada upaya terorganisir untuk menciptakan narasi yang merusak demokrasi Aceh. Mereka mencoba memenangkan kontestasi ini dengan cara-cara yang mencederai keadilan dan kepentingan rakyat Aceh,” ujar Umar dengan nada tajam.
*Kecurigaan Terhadap Penggelembungan Suara*
Dalam pernyataannya, Umar juga mengingatkan bahwa semua pihak harus waspada terhadap potensi kecurangan di tingkat kecamatan hingga kabupaten/kota.
Ia menyoroti indikasi penggelembungan suara yang mungkin dilakukan oleh pihak Bustami-Fadhil.
“Kami akan mengawasi setiap proses penghitungan suara di lapangan. Jangan sampai ada manipulasi yang merugikan suara rakyat. Jika mereka bermain api, kami siap untuk bertindak demi keadilan dan demokrasi yang bersih,” tegasnya.
*Demokrasi yang Terancam*
Umar menilai bahwa upaya manipulasi dan intimidasi yang dilakukan hanya akan memperburuk kondisi demokrasi Aceh.
Menurutnya, Pilkada kali ini menjadi momen penting untuk menunjukkan bahwa Aceh adalah bangsa yang menjunjung tinggi integritas dan martabat politik.
“Aceh adalah bangsa besar yang kami cintai. Segala bentuk pengkhianatan terhadap suara rakyat adalah pengkhianatan terhadap Aceh itu sendiri,” tambah Umar.
*Mengawal Hingga Akhir*
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu dalam menjaga setiap proses rekapitulasi suara hingga selesai di tingkat kabupaten/kota.
Menurutnya, kekompakan rakyat Aceh adalah kunci untuk menghalau setiap upaya sabotase dan manipulasi yang merusak demokrasi.
“Kemenangan Mualem-Dek Fad adalah kemenangan rakyat Aceh. Mari kita kawal bersama hingga pleno terakhir, demi memastikan bahwa suara rakyat tidak dirampas oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya.
Situasi politik Aceh pasca-Pilkada kini berada di titik kritis.
Apakah demokrasi Aceh akan berhasil melampaui ujian berat ini?
Semua mata kini tertuju pada integritas proses yang akan menentukan masa depan rakyat Aceh.
Discussion about this post