Aceh Timur — Ibu Supiana Ali salah satu keluarga kurang mampu yang saat ini berusia (59) Tahun bersama anak perempuannya Dinda (12) Tahun yang beralamat di Dusun Bantayan Kecamatan Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur, Kini satu Keluarga tersebut tinggal di sebuah rumah yang kondisi rumah tempat mereka tinggal sangat memperihatinkan.
Menurut keterangan yang di peroleh dari warga setempat yang namanya tidak ingin di muat di media ini, Ia mengatakan, bahwa sebelum Ibu Supiana berpisah dengan suaminya, mereka memang terbilang cukup lama tinggal di rumah tersebut, Rumah tempat tinggal Ibu Supiana sekarang ini bisa dikatakan tidak layak untuk di tempati.”ujarnya
Apalagi sekarang ini Ibu Supiana telah lama berpisah dengan suaminya dan kini seorang diri harus berjuang mencari rejeki yang halal dan sekaligus menjadi tulang punggung untuk dapat menghidupi keluarga kecilnya.
Ibu Supiana kini tinggal berdua di rumah dengan anak perempuannya yang sekarang sudah beranjak menjadi gadis remaja, anaknya Dinda saat ini bersekolah di MTSN Simpang Ulim kelas 3, tentunya ini tidak mudah bagi Ibu Supiana, Ia harus bekerja Ektra untuk menghidupi keluarga dan memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya.
Dari hasil pantauan awak media di lapangan bahwa benar adanya kondisi rumah Ibu Supiana memang tidak layak huni (rutilahu). Jika di lihat terkait kondisi dan struktur bangunan rumah bagian dinding sebelah luar maupun di bagian dinding dalam rumah milik Ibu Supiana semuanya sudah tampak bolong-bolang,
kondisi atap rumahnya juga sudah banyak yang bolong sehingga bila hujan turun, air hujan akan masuk dan menggenang di dalam rumah Mirisnya lagi rumah tersebut luput dari perhatian pembangunan dari pemerintah setempat
Saat tim awak media Aceh Timur berkunjung ke rumah Ibu Supiana dan ketika awak media bertanya kepada Ibu Supiana terkait pekerjaan beliau sehari-harinya yang Ia lakukan
Dalam keterangan yang di peroleh, bahwa kesehariannya Ibu Supiana bekerja sebagai petani/pekebun, Pekerjaan itu digeluti bersama sang anak Dinda yang masih bersekolah di MTSN 1 simpang Ulim
Ibu Supiana dan anaknya diliputi rasa cemas ketika hujan turun disertakan angin kencang datang. Rumah miliknya yang terbuat dari papan dan ber atapkan Rumbia itu setiap hujan turun, air hujan akan masuk ke dalam rumah dan Ibu Supiana dan anaknya harus menunggu hujan reda terlebih dahulu baru bisa tidur dan Istirahat sebab lantai rumahnya hampir seluruhnya basah akibat cucuran air hujan yang masuk ke dalam rumah.”ungkap Ibu Supiana
“Kami sekeluarga sudah puluhan tahun menghuni rumah ini.” jelas Ibu Supiana kepada media ini.Selasa (14/1/2025)
Salah seorang masyarakat setempat,yang namanya tidak mau disebutkan mengaku prihatin dan meminta adanya perhatian pemerintah dengan membangunkan rumah program Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH) baik dari Pemkab maupun Desa.
“Kondisi rumah tersebut sangat tidak layak huni, harapan saya seperti harapan mereka juga, semoga ada bantuan dari pemerintah lewat dinas terkait untuk mendapatkan rumah tinggal layak huni RTLH,” ujar warga tersebut.
Masih lanjutnya juga, di sisi lain tepat disamping rumah Ibu Supiana juga terdapat satu keluarga dengan rumah yang masih bisa di rehab,”harapan dari kami kepada pemerintah semoga warga kami dengan kondisi rumah yang sangat memprihatikan dapat segera terbantu.
Sementara kepala desa (Keuchik) setempat Kamaruzzaman saat di konfirmasi media ini mengatakan, bahwa untuk rumah Ibu Supiana tidak bisa di rehab. Pasal nya bukan tanpa sebab, Kita sudah coba usulkan rumah Ibu Supiana agar mendapatkan bantuan rehab rumah ke dinas Baitul mal Aceh Timur dan kedinas PUPR/PERKIM namun sampai sekarang ini belum ada jawaban.”ujar kepala desa tersebut.
Lanjut Keuchik, juga mengucapkan terimakasih kepada rekan -rekan media yang sudah mau menyempatkan diri untuk datang ke desa kami dan sekaligus meliput permasalahan warga kami.
“Kita sudah sama-sama melihat bagaimana kondisi keluarga Ibu Supiana sekarang yang sungguh sangat memperhatikan,”
Harapan kami kedepannya Insya’ Allah, mudah-mudahan rumah Ibu Supiana segera dapat terealisasi dan mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah dan provinsi Aceh dan pusat.”demikian pungkas Kamaruzzaman.
(DN)
Discussion about this post