Aceh Timur — Ratusan masyarakat mengelar tausiah Dan doa bersama sekaligus memperingati serta mengenang tragedi berdarah Simpang Kuala Idi Cut /Arakondo 25 tahun yang silam, acara di selenggarakan di Simpang tugu kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur, Sabtu, (3/2/2024).
Acara diawali dengan melantunkan ayat suci Alqur’an, yang dilantunkan Tengku Muhammad Yunus dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Aceh,
Ketua panitia pelaksana Tengku Tarmizi dalam pidato singkatnya mengatakan, sudah 25 tahun peristiwa berdarah ini berlalu, dan Alhamdulillah baru kali pertama peringatan ini dapat di laksanakan, beliau berucap kita tidak akan pernah melupakan peristiwa berdarah yang terjadi di Simpang Kuala Idi Cut dan Arakondo, yang dari kesemua korban yang di bantai dengan keji serta jasat mereka para korban di campakkan ke dalam sungai Arakondo oleh sebahagian Oknum Aparat pemerintah Republik Indonesia yang tidak bertanggung jawab atas peristiwa tersebut pada saat masa konflik 25 tahun yang silam, kesemua korban adalah mereka yang bukan dari kalangan Gerakan Aceh Merdeka (Gam) banyak diantara korban yang bantai masih berstatus sebagai santri, “ujar Tarmizi.
Dalam kesempatan itu Panglima Asahan Ahmad Lembing dalam pidatonya bercerita, tidak ada pelanggaran Ham yang terberat dan yang terbesar terjadi di Republik Indonesia kecuali pelanggaran Ham yang terjadi di Aceh khususnya Teragedi pembantaian yang mengakibatkan 79 orang meninggal dunia akibat pembantaian yang dilakukan oleh sebahagian Oknum aparat negara Republik Indonesia pada masa Konflik antara pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh merdeka (Gam) di Simpang Kuala Idi Cut dan di jembatan Arakondo Kabupaten Aceh Timur, ‘papar Ahmad
Lanjut Ahmad meminta kepada pemerintah Republik Indonesia harus mengakui serta harus bertanggung jawab atas peristiwa pelanggaran Ham yang dilakukan oleh sebahagian aparat negara republik Indonesia yang tidak bertanggung jawab atas pembantaian tersebut kepada rakyat Aceh yang kesemua korban yang di bantai adalah masyarakat sipil bukan dari kawanan atau kelompok Gerakan Aceh Merdeka (Gam),” ungkap Ahmad.
Turut hadir dalam acara, Masyarakat kecamatan Darul Aman, muspika Darul Aman, tokoh Masyarakat, Panglima Sago, tokoh pemuda serta beberapa wartawan,
Disela sela Acara Panglima Asahan Ahmad Lembing di dampingi beberapa Keuchik (kepala desa) dan perangkat desa serta panitia pelaksana acara bersama sama, memberikan santunan untuk 50 anak yatim dan memberikan santunan untuk beberapa orang keluarga korban yang dibantai yang turut hadir dalam acara tersebut.
Acara peringatan Teragedi berdarah Simpang Kuala Idi Cut / Arakondo yang terjadi pada tanggal 3 Februari 1999 tepatnya 25 tahun yang silam ditutup dengan Tausyah dan doa bersama untuk almarhum dan almarhumah para korban, Insyaallah kesemua korban yang dibantai tersebut diterima amal kebaikan dan diampuni segala dosa serta ditempatkan di tempat yang sebaik baiknya di sisi Allah SWT.
Ketua panitia Tengku Tarmizi beserta seluruh anggota dan masyarakat Gampong (desa) kecamatan Darul Aman mengucapkan fuji dan syukur kepada Allah SWT, dan mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut membantu terlaksananya acara ini, dan Alhamdulillah berkat kerja sama antara pihak panitia pelaksana dengan muspika kecamatan Darul Aman dan tokoh masyarakat serta tokoh pemuda acara ini dapat berjalan dengan Khidmat, aman, damai dan sukses.”pungkas Tarmizi.(DN)
Discussion about this post