BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, ajak seluruh perbankan syariah di Aceh untuk berkontribusi maksimal dalam penyediaan berbagai fasilitas dan layanan yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dan importir. Hal tersebut dirasakan sangat penting guna memudahkan pelaku usaha melakukan transaksi dengan pelaku usaha dari luar negeri.
“Hasil dari transaksi ekspor agar dapat masuk ke Aceh melalui perbankan, sehingga pendapatan ekspor dapat menghasilkan multiplier effect serta menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Aceh,” kata Nova dalam kegiatan sosialisasi dukungan perbankan syariah dalam mendukung kegiatan ekspor impor di Aceh, Rabu (24/03/2021).
Sementara itu, kata Nova, di sisi pengembangan industri pengolahan, dukungan perbankan dapat berupa pembiayaan kepada pelaku usaha, apalagi jika diberikan dengan skim pembiayaan murah, khususnya kepada UMKM.
Dengan pembiayaan tersebut, diharapkan UMKM dapat naik kelas menjadi pengusaha yang lebih besar, dan dapat memproduksi barang jadi, atau minimal setengah jadi yang kemudian diekspor ke luar negeri.
Bank Syariah Indonesia (BSI) sendiri komitmennya untuk mendukung kegiatan ekspor-impor di Aceh. “Kita siap memberikan dukungan penuh dalam kegiatan ekspor impor di Aceh,” kata CEO Regional I BSI Aceh, Nana Hendriana.
Nana mengatakan, pihaknya bertekad menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi Aceh. Keyakinan itu didukung dengan layanan BSI yang semakin baik dengan 217 cabang di seluruh Aceh.
“Keberadaan BSI diharapkan menjadi energi baru pembangunan nasional dan Aceh, khususnya, dan menjadi wajah perbankan syariah di Indonesia yang modern,” kata Nana.
Nana berkeinginan membawa BSI di Aceh menjadi BSI terbaik di antara regional-regional lain di Indonesia. Untuk itu ia meminta dukungan dari Pemerintah Aceh.
Pada awal Februari lalu, Indonesia mencatat momen penting dalam pengembangan perbankan Syariah. Di mana tiga bank syariah milik pemerintah menjadi satu, menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Dengan kemampuan dan kapasitas BSI sebagai bank terbesar ke-7 di Indonesia, tentunya akan dapat berperan lebih besar dalam perekonomian nasional termasuk di Aceh.
Pemerintah Aceh sendiri telah datang untuk mendukung langkah tersebut karena sejalan dengan kekhususan Aceh yang menerapkan prinsip Syariat Islam, termasuk dalam sistem ekonomi dan perbankan.
Gubernur Aceh mengajak seluruh pemangku kepentingan agar sama-sama memiliki tanggung jawab untuk kepada masyarakat Indonesia bahkan dunia, bahwa ekonomi dan keuangan syariah dapat mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera.
Apalagi Aceh merupakan daerah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, sehingga memiliki potensi yang besar untuk memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Komoditas yang dihasilkan dari sumber daya alam Aceh, terutama komoditas pertanian dan perikanan, pengelolaan dikelola dengan baik, tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal, namun juga bisa memenuhi permintaan nasional, bahkan global.
“Jika semua potensi itu dapat dioptimalkan, maka Aceh akan menjadi salah satu kunci dalam kegiatan ekspor Indonesia, dan juga strategi dalam pengendalian impor melalui penyediaan barang substitusi impor,” kata Nova. (r)
ADVERTORIAL
Discussion about this post