BandaAceh | Mengenang akan tiba 16 tahun HUT Damai Aceh atau penandatanganan Memorendum of Understanding (MoU) Helsingki antara Pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) 15 Agusutus 2006, Ketua DPA Partai Aceh yang juga mantan Panglima GAM H Muzakir Manaf memerintahkan seluruh kader Partai Aceh untuk terus mengevalusi Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) karena harus sesuai dengan butir-butir MoU Helsingki.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara Partai Aceh Nurzahri, ST pada media ini, Kamis 5 Agustus 2021 di Banda Aceh. Menurut Nurzahri, pada prinsifnya sebagai partai politik, Partai Aceh telah memerintahkan kadernya di parlemen untuk terus menyuarakan implementasi seluruh butir-butir MoU Helsingki di Aceh.
Dia melihat MoU Helsingki ini sangat sakral kerena sebagai spirit yang harus terus diperingati supaya semua sadar bahwa kondisi kita hari ini karena adanya MoU Helsingkin. “Kalau tidak ada itu mungkin kita masih dalam konflik. Dimana dalam kondisi kita waktu itu 40 persen kita miskin dan turun secara signifikan,” ungkapnya.
Maka dari itu semua pihak harus mengevaluasi sejauh mana perjanan MoU Helsingki, berapa poin yang sudah direalisasikan dan berapa poin yang belum dilaksanakan.
Terlebih, MoU Helsingki ini adalah resolusi konflik, jika tidak dijalankan maka ditakutkan akan terjadi konflik kembali, sayangnya yang paling berperan melakukan evalusasi adalah Pemerintah Aceh sementara Partai Aceh tidak bisa terlibat langsung.
Misal, terkait dengan Bendera Bulan Bintang yang hingga kini tidak diketahui nasibnya. Padahal, proses pembentukan Qanun Bendera sudah dijalankan sesuai dengan aturan perundang-undangan, pada kenyataanya Qanun tersebut hingga saat ini belum bisa dijalankan.
“Seharusnya semua pihak yang di Aceh dan Pusat kembali pada spirit awal yaitu rasa percaya ketika dibahas, waktu itu GAM percaya kepada Indodnesia dan Indonesia percaya kepada GAM. Tidak ada satupun poinpun disetujui sebelum semua poin disetujui. Dan rasa percaya ini cukup berharga dan mahal dan kita bisa menilai kredibilitas para pihak yang berjanji,” ungkap Mantan Anggota DPR Aceh itu.
Nurzahri ST, Jubir Partai Aceh
Lanjut Nurzahri pada dasarnya MoU Helsingki ada dua pihak yang berjanji yakni GAM dan RI yang berbeda janjinya. GAM berjanji memotong senjata dan tidak menggunakan atribut militer dan sudah dilaksanakan semua tersebut. Sementara, pihak RI berjanji akan memberikan UUPA dengan prinsif 6 hal yang menjadi kewenangan pusat selebihnya kewenangan Aceh.
“Belum semua janji Pemerintah Pusat dilaksanakan, hari ini sudah waktunya kita semua rakyat Aceh menagih pada Pemerintah RI,’ tegasnya.
Sambungnya, “Dahulu ketika Soekarno buat perjanji dengan Abu Daod Beureeh perjanjian Lamteh dievalusai oleh rakyat Aceh dengan angkat senjata setelah 20 tahun, muncul GAM didasarkan pada penghiyanatan perjanjian Lamteh, jangan sampai itu terulang kembali karena ini sudah 17 tahun. Sudah mulai ada riak-riak dilapangan, anak korban konflik sudah besar,”
“Meraka tidak terbina dengan baik, dalam ingatan mereka ada perjanjian yang tidak dipenui ini harus diantisipasi, bukan dengan cara kekerasan. Jangan mengulangi dijawab dengan senjata api, evalusi terhadap permintaan apa?” ungkap politisi Partai Aceh itu.
Nurzahri mendengar saat ini UUPA sudah mau direvisi. Menurutnya ini menjadi pintu masuk Pemerintah Pusat untuk merangkul para pihak yang sudah mulai bimbang, pihak yang tidak tertampung aspirasi mereka untuk memasukkan dalam revisi UUPA itu.
Katanya, Partai Aceh berharap di momentum 16 tahun MoU ini ada stemen dari pemerintah pusat, baik dari Presiden atau Moldoko yang ditunjuk oleh Presiden untuk menangani permasalah Aceh, sehingga merevisi UUPA ini menjadi nyata.
Karena pada prinsipnya Partai Aceh sangat setuju UUPA direvisi namun harus mengadopsi seluruh item yang tertuang dalam MoU Helsingki. “Kita justru tidak tertarik mempermanenkan Dana Otsus, karena jika merujuk pada MoU Helsingkin, kita diberikan kewenangan mengelola sumber daya alam milik kita sendiri dan itu jauh lebih besar yang diberikan dari Dana Otsus.”
“Maka pada peringatan MoU tahun ini ada spiirit syukur kita panjatkan kepada Allah,SWT karena ini berkah, tidak ada yang menyangka proses perdamaaian itu ada,” ajak lulusan ITB itu.(*)
Discussion about this post